Pekan ini kalender mencatat dua hari yang penting, yaitu Hari Raya Nyepi yang menandai pergantian tahun bagi umat Hindu dan dimulainya bulan Ramadan bagi umat Islam. Menariknya, meski masing-masing memiliki makna dan dasar keyakinan berbeda, keduanya mengajarkan puasa sebagai sarana pengendalian diri.

Puasa merupakan salah satu ibadah yang dijalankan umat Islam dengan menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga maghrib sebagai bentuk pengendalian diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT sementara dalam keyakinan Hindu Bali, ini dilakukan menahan hasrat untuk tidak keluar rumah, bekerja, menghidupkan perapian, ataupun mengujarkan kalimat-kalimat tertentu. Selain mendekatkan diri pada Tuhan yang Mahakuasa, puasa juga berhubungan dengan konsumsi berkelanjutan dalam beberapa cara.

Pertama, puasa mengajarkan sikap lebih hemat dalam konsumsi makanan dan minuman. Dengan menahan diri dari makan dan minum selama periode puasa, kita belajar menghargai setiap makanan dan minuman yang mereka miliki, serta menjauhi pemborosan makanan dan minuman yang berarti pengurangan konsumsi.

Kedua, puasa juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Dengan mengurangi konsumsi makanan dan minuman selama periode puasa, kita secara tidak langsung juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Nyepi di Bali misalnya, memberikan manfaat signifikan bagi perbaikan kualitas lingkungan melalui penurunan emisiĀ  gas rumah kaca. Data Institute for Essential Service Reform (IESR) yang dipublikasikan pada 2020 menyatakan Nyepi mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 33 persen, atau setara 5.462,74 ton CO2 dalam satu hari.

Ketiga, terutama bagi umat Islam, puasa juga mengajarkan konsep keadilan dalam konsumsi. Selama bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk melakukan amal kebajikan seperti memberi makan kepada orang-orang yang membutuhkan atau mendonasikan makanan kepada yang kurang beruntung. Dengan melakukan ini, umat Islam membantu menciptakan konsumsi berkelanjutan dengan mengurangi ketimpangan dalam distribusi makanan.

Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab - SDGs | Aplikasi Dataku

Konsep pengendalian diri melalui puasa yang diperkenalkan Hari Raya Nyepi dan Puasa Ramadan mendorong sikap hemat dalam konsumsi di kehidupan sehari-hari. Puasa membantu kita menjadi lebih hemat dan adil dalam konsumsi, serta memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Hal ini membuat individu memiliki pola konsumsi individu yang lebih bertanggung jawab. Secara global, ini berkontribusi positif pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan ke-12, yaitu konsumsi dan produksiĀ  yang bertanggung jawab berkelanjutan (responsible production and consumption) melalui pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

Selamat Hari Raya Nyepi dan selamat menjalankan puasa ramadan bagi sahabat Filantra.