KONSERVASI BUTUH INOVASI

oleh Mar 25, 2024Relevansi SDGs, Studi Kasus, Wawasan

Kabar baik datang dari Universitas Rutgers di Amerika Serikat. Manusia tidak hanya merusak hutan, namun telah mampu memperbaiki hutan.

“Setelah sekian lama, manusia tidak hanya merusak hutan, tetapi ternyata bisa memperbaiki hutan.” Demikian ungkap Jalal, Pembina Social Investment Indonesia ketika memulai paparannya dalam webinar “Innovative Action in Forestry to Protect and Increase the Benefits” secara daring Sabtu (22/03) lalu. Dalam diskusi menyambut Hari Hutan Sedunia tersebut, ia meresensi buku Reforesting the Earth: The Human Drivers of Forest Conservation, Restoration, and Expansion karya Thomas Rudel (2023).

15 Negara dengan Luasan Hutan Terbesar | Sumber: Which Countries Have the Largest Forests? (visualcapitalist.com)

Thomas Rudel sendiri adalah seorang Distinguished Professor Emeritus bidang sosiologi dan ekologi manusia di Universitas Rutgers New Jersey Amerika Serikat. Karya akademik Dr. Rudel umumnya berkisar pada bidang sosiologi lingkungan dan sosiologi ekonomi, khususnya di Amerika Latin.

Dalam bagian awal buku yang diterbitkan September 2023 tersebut, Rudel menunjukkan peningkatan luas tutupan hutan dunia yang dilakukan banyak negara, China misalnya, berhasil meningkatkan tutupan hutan dibandingkan 1990-an sebesar 40%.  Meskipun di Indonesia sendiri tidak terjadi peningkatan luasan tutupan hutan yang signifikan, namun Badan Pusat Statistik mencatat angka deforestasi netto menurun signifikan dalam sepuluh tahun terakhir, dari 1.092.181,5 hektar per-tahun (2014-2015) menjadi 104.032,5 hektar per-tahun.

Sayangnya, angka kerusakan hutan di kawasan konservasi masih tinggi, sebagaimana dikutip dari Kompas, Timer Manurung, Ketua Auriga Nusantara menyatakan “Hal yang mengkhawatirkan adalah kita kehilangan hutan konservasi yang sebenarnya ada pengelolanya. Ini menjadi cambuk bagi pengelola kawasan konservasi Indonesia. Sebagian besar deforestasi di kawasan konservasi terjadi di wilayah Papua.” Ditambahkannya, terdapat 31 taman nasional, 45 cagar alam, dan 26 suaka margasatwa yang mengalami deforestasi sepanjang 2023. Hal ini perlu menjadi catatan karena dari aspek pengelolaan, kawasan tersebut, khususnya cagar alam dan suaka margasatwa, seharusnya sangat terjaga serta tidak sembarang orang memiliki akses masuk.

Hal ini perlu diperhatikan banyak pihak, terutama bagaimana pengelola kawasan konservasi dan masyarakat setempat perlu bekerjasama untuk menjaga keutuhan wilayah yang dilindungi tersebut. Ini melibatkan upaya peningkatan kesadaran serta peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Rendahnya kesadaran serta kemiskinan merupakan pintu gerbang perusakan lingkungan.

Pentingnya Inovasi dalam Perbaikan Lingkungan

Pentingnya menggandeng nilai perbaikan lingkungan dan kesejahteraan merupakan salah satu pendekatan yang dipilih Filantra ketika membantu mitra-mitranya mengembangkan program-program lingkungan. “Kolaborasi dengan berbagai pihak sangat dibutuhkan sehingga kita sama-sama bisa bersinergi dalam memperbaiki dan menjaga alam dan lingkungan” Ungkap Asep Nurdin, CEO Filantra. “Peningkatan kesejahteraan, khususnya bagi masyarakat yang berada di kawasan penyangga hutan juga perlu ditingkatkan.”

 

 

Filantra dan Adira Finance Melibatkan Siswa dan Pramuka dalam Penghijauan Sayang Bumiku di Kabupaten Bandung Barat Desember 2023 | Foto: Filantra

Di Sukabumi, Filantra sejak 2018 membantu PT Smelting Gresik melestarikan elang jawa (Nisaetus bartelsi) di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak melalui Pokdarwis Balik ka Bumi. Melalui program ini, masyarakat yang tinggal di kawasan penyangga taman nasional mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis). Kelompok ini nantinya menjadi operator program ekowisata yang memanfaatkan keindahan alam dan pelestarian elang Jawa sebagai ikon pariwisata.

“Program kami ada juga pemberdayaan masyarakat di sini, sudah membentuk beberapa pokja Pokdarwis. Kami memberikan mesin destilator di Desa Muara dua, membentuk tour guide, pelatihan kerajinan. Tujuannya bagaimana memberdayakan kawasan untuk kemakmuran bersama,” ujar Senior Manager General Affairs PT Smelting Sapto Hadi Prayetno. Kegiatan ini mendukung pengembangan fasilitas konservasi ex situ di Taman Safari Bogor.

Perlu beragam inovasi dalam melindungi hutan, seperti tema peringatan Hari Hutan Sedunia tahun 2024, yaitu Forests and Innovation: New Solutions for a Better World atau “Hutan dan Inovasi: Solusi Baru untuk Dunia yang Lebih Baik.” Dalam laman resminya, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) menyerukan inovasi untuk membuka rahasia hutan yang telah lama tersimpan dan memungkinkan kita untuk menggunakan pohon dengan cara yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Ini termasuk pengembangan bahan-bahan yang berasal dari hutan dan pohon sebagai pengganti yang berkelanjutan untuk plastik, bahan bangunan, kain, obat-obatan, dan banyak barang sehari-hari lainnya.

Pada saat yang sama, teknologi drone dan satelit yang berkembang pesat membantu kita untuk memantau dan mengelola hutan, mendeteksi dan memadamkan kebakaran, serta menjaga ekosistem.

Inovasi lain yang dikembangkan Filantra selain program penyadaran dan ekonomi adalah memperkenalkan penghitungan nilai manfaat penghijauan menggunakan pendekatan nilai balik investasi sosial atau Social Return in Investment. “Dasar penghitungan yang kami gunakan terutama adalah dengan membandingkan manfaat lingkungan dengan biaya yang harus dilakukan untuk melakukan perbaikan lingkungan, seperti potensi serapan karbon, perbaikan lahan kritis, serta manfaat ekonomi yang didapatkan dari kegiatan penghijauan tersebut.” Ujar Muhammad Majid Badaruddin, Program Implementation team Filantra. “Alhamdulillaah. Ini membantu meningkatkan minat dan dukungan korporasi terhadap perbaikan kawasan hutan melalui reforestasi.”

Tidak hanya sebagai penjaga keragaman hayati, kawasan konservasi memang merupakan alternatif ekonomi untuk masyarakat. Di sela-sela peringatan Hari Konservasi Alam Nasional 2023 di Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling, Kota Palangkaraya Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Satyawan Pudyatmoko, menyatakan bahwa kawasan konservasi bisa menjadi penggerak ekonomi daerah. Saat ini, sedikitnya 175.000 keluarga menikmati sumber air dari kawasan konservasi. Selain itu, ada 220.236 keluarga mendapatkan akses listrik dari pembangkit listrik tenaga air dari kawasan konservasi. Bahkan, ada 900-watt listrik untuk 1 juta rumah tangga di Madura, Bali, hingga Nusa Tenggara.

“Belum lagi jasa lingkungan, di mana setiap Rp 1 dari pendapatan negara bukan pajak itu memberikan Rp 10 untuk masyarakat sekitar kawasan konservasi. Dengan demikian, itu membuktikan ada dampak ekonomi dari kawasan konservasi,” tutur Satyawan.

Kecenderungan perbaikan tutupan hutan dunia yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan manusia ini tidak lahir dari proses yang spontan. “Ini melalui proses yang lama, dan hasil dari beberapa periode perubahan cara pandang korporasi, penerapan sertifikasi yang pengelolaan hutan yang lebih baik, pengakuan terhadap hak ulayat dan masyarakat adat.” Pungkas Jalal. Upaya yang dilakukan masyarakat sipil dan korporasi melalui praktik tanggung jawab sosial perusahaan turut berkontribusi positif dalam perbaikan lingkungan ini.

Ditulis oleh Salman Nursiwan

Tentang Penghijauan Sayang Bumiku. Sejak (tahun) Filantra mendukung PT Adira Finance merealisasikan gerakan penghijauan 10 titik unit bisnis Adira Finance di Medan, Palembang, Denpasar, Sidorajo, Samarinda, Manado, Solo, Depok, Jakarta Timur, dan Bandung melalui perencanaan program, pemilihan lokasi, pelibatan masyarakat setempat serta evaluasi program.

Tentang Pokdarwis Balik Ka Bumi. Sejak 2018 Filantra membantu PT Smelting merealisasikan program pengembangan wisata lingkungan (ekowisata) di Desa Cikahuripan dan Desa Muaradua, Kecamatan Kadudampit, di Kabupaten Sukabumi melalui pelatihan dan pengembangan kelompok UMKM kerajinan, wisata, pengelolaan sampah, dan wisata. Program ini terdiri dari pelatihan manajemen, penyaluran modal usaha, serta perencanaan dan pendampingan usaha.