Mangrove: Kunci Blue Carbon untuk Keberlanjutan Bumi

oleh Sep 5, 2024Relevansi SDGs, Wawasan

 

Salah satu fakta unik tentang blue carbon adalah bahwa ekosistem mangrove, sebagai salah satu penyimpan blue carbon, dapat menyerap karbon dari atmosfer hingga empat kali lebih efisien dibandingkan dengan hutan tropis di darat. Ini berarti bahwa mangrove tidak hanya melindungi pantai dari erosi dan memberikan habitat bagi banyak spesies, tetapi juga memainkan peran krusial dalam mengurangi perubahan iklim dengan menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat besar.

 

“Blue carbon ecosystems, such as mangroves, seagrasses, and salt marshes, play a vital role in climate regulation by sequestering and storing large amounts of carbon dioxide from the atmosphere. These ecosystems are often referred to as ‘carbon sinks’ due to their ability to capture and store carbon at rates that far exceed those of terrestrial forests.” — Dr. J. W. Fourqurean, marine ecologist and blue carbon researcher.

Apa Itu Mangrove dan Blue Carbon?

Mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pesisir tropis dan subtropis, dengan akar yang terendam air asin. Ekosistem ini mencakup berbagai spesies pohon dan semak yang dapat bertahan dalam kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti air payau dan gelombang pasang.

 

(Sumber: Dokumentasi Filantra dalam penanaman Pohon Mangrove IHC Pertamedika  di Jakarta Utara pada Agustus 2024)

Blue Carbon merujuk pada karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem pesisir dan laut, termasuk mangrove, lamun, dan rawa-rawa garam. Blue Carbon memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan menyimpannya dalam tanah, jauh lebih efisien dibandingkan dengan ekosistem daratan.

Mangrove: Penyerap Karbon yang Efisien

Mangrove dikenal karena kemampuannya yang sangat efektif dalam menyerap karbon. Beberapa alasan mengapa mangrove begitu unggul dalam penyerapan karbon meliputi:

  1. Akar yang Dalam dan Padat: Akar mangrove yang menancap dalam dan padat dapat menyimpan karbon dalam bentuk bahan organik yang terakumulasi di tanah. Proses ini mengurangi karbon dioksida di atmosfer.
  2. Penyimpanan Karbon Jangka Panjang: Karbon yang tersimpan dalam tanah mangrove dapat tetap terjaga selama ratusan atau bahkan ribuan tahun. Ini berbeda dengan hutan darat yang sering kali memiliki siklus penyimpanan karbon yang lebih singkat.
  3. Peningkatan Biomassa: Mangrove memiliki biomassa yang tinggi, dan proses fotosintesis mereka menghasilkan sejumlah besar karbon organik. Karbon ini disimpan dalam bagian tanaman dan tanah.

(Sumber: visualcapitalist.com)

Keterkaitan dengan Keberlanjutan dan ESG

Keberlanjutan adalah prinsip inti yang mengarahkan upaya untuk menjaga kesehatan lingkungan, ekonomi, dan sosial untuk generasi mendatang. Mangrove, sebagai penyerap karbon yang efisien, berperan penting dalam strategi keberlanjutan karena membantu mengurangi konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, yang merupakan faktor utama pemanasan global.

Environmental, Social, and Governance (ESG) adalah kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi keberlanjutan dan dampak etis dari investasi dan kegiatan perusahaan. Dalam konteks ESG:

  • Environmental: Mangrove mendukung kriteria lingkungan dengan menyerap karbon, mengurangi erosi pantai, dan mendukung biodiversitas.
  • Social: Hutan mangrove menyediakan manfaat sosial bagi masyarakat pesisir, termasuk perlindungan terhadap bencana alam seperti tsunami dan badai.
  • Governance: Pengelolaan ekosistem mangrove yang baik mendukung prinsip-prinsip tata kelola yang transparan dan bertanggung jawab.

Kegiatan CSR IHC Paramedika dan Filantra

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan komitmen terhadap keberlanjutan, IHC Paramedika dan Filantra baru-baru ini meluncurkan inisiatif menanam 400 pohon mangrove di Jakarta. Kegiatan ini tidak hanya mendukung konservasi lingkungan tetapi juga berkontribusi pada berbagai tujuan keberlanjutan yang lebih luas.

 

 

 

(Kegiatan Penanaman 400 Pohon Mangrove IHC Pertamedika di Jakarta Utara tahun 2024 | Foto: Filantra)

Tujuan dari kegiatan ini meliputi:

  1. Pengurangan Emisi Karbon: Dengan menanam 400 pohon mangrove, IHC Paramedika dan Filantra berkontribusi pada penyerapan karbon di Jakarta, yang merupakan langkah penting dalam mengurangi jejak karbon perusahaan.
  2. Restorasi Ekosistem: Penanaman mangrove membantu memulihkan ekosistem pesisir yang mungkin telah mengalami kerusakan akibat urbanisasi atau aktivitas manusia lainnya.
  3. Peningkatan Kesadaran: Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mangrove dan blue carbon di kalangan masyarakat dan perusahaan.
  4. Manfaat Sosial: Selain dampak lingkungan, penanaman mangrove memberikan manfaat sosial dengan menciptakan ruang hijau yang dapat dinikmati oleh masyarakat lokal, serta meningkatkan ketahanan terhadap bencana alam.