FILANTRA X LAUNCHGOOD FASILITASI TUNANETRA DI YAYASAN MENTARI HATI MELALUI AL QURAN BRAILLE
FILANTRA DUKUNG LAUNCHING PESANTREN LANSIA JUARA (GRIYA SALIRA) DENGAN BERI BANTUAN QURAN
MITRA:
Launchgood.com
INDUSTRI:
Crowdfunding
TUJUAN:
Filantra bersama Launchgood menjembatani para disabilitas tunanetra agar memiliki akses mudah untuk mendapatkan fasilitas Al quran braille.
TANTANGAN:
Penyandang disabilitas netra memiliki hak sama untuk bisa mengakses informasi maupun sarana dan prasarana publik lainnya.
Keterbatasan dalam indra penglihatan bagi penyandang disabilitas netra harus didukung dengan difasilitasi akses, salah satunya melalui huruf braille.
Huruf braille menjadi metode yang mudah untuk disabilitas tunanetra menerima informasi. Keberadaan huruf braille menjadi peran penting untuk memudahkan mereka mengetahui bacaan.
SOLUSI:
Minggu, 27 November 2022 Filantra menyalurkan bantuan Al quran braille yang disalurkan langsung untuk 70 para disabilitas tunanetra di Yayasan Mentari Hati, Kota Bogor.
Selain itu, Filantra juga membagikan bantuan sembako dan bantuan tunai.
Ketua Yayasan Mentari Hati, Rani Noviyanti sangat terbantu atas bantuan yang diberikan untuk teman-teman netra.
“Terima kasih saya ucapkan untuk Filantra dan Launchgood yang telah membantu teman-teman tunanetra di Mentari Hati untuk pembagian Al quran Braille. Saya sebagai ketua Yayasan Mentari Hati sekaligus mewakili teman-teman tunanetra di Kota Bogor sangat terbantu dengan bantuan Al quran braille dan juga bantuan lainnya. Bantuan ini sangat memudahkan kami dalam mengakses Al quran,” ucap Rani Novianti.
Rani yang juga seorang disabilitas netra menuturkan bahwa untuk bisa membaca Al quran braille membutuhkan waktu yang lumayan lama, apalagi jika belajar di usia dewasa.
Sejak tujuh tahun lalu Yayasan Mentari Hati berdiri, Rani tidak patah semangat memberi dukungan dan juga mengajar kepada para disabilitas tunanetra setiap Jumat agar bisa membaca Al quran braille.
Keberadaan Rani menjadi salah satu yang dicari, karena pengajar Al quran braille jumlahnya terbilang masih sedikit, sementara jumlah penyandang disabilitas tunanetra cukup banyak.
Setiap hari Jumat, Rani selalu rutin mengajar teman-teman netra ini. Mereka datang dari berbagai wilayah di Bogor. Meski tidak ada bayaran, namun Rani yang netra sejak dewasa, tepatnya setelah melahirkan anak pertamanya hanya berharap agar keberadaan dirinya sebagai disabilitas tunanetra bukan untuk dikasihani, tapi mereka juga bisa berdaya dan memberi manfaat bagi banyak orang.